Muhammad bin Jarir ath-Thabari
Ilmuwan Muslim di bidang sejarah / From Wikipedia, the free encyclopedia
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari (bahasa Arab: أبو جعفر محمد بن جرير بن يزيد بن كثير بن غالب الأملي الطبري, 838 M / 224 H- 923 M / 310 H) atau lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir ath-Thabari[2] adalah seorang sejarawan dan pemikir muslim dari Persia, lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan (sebelah selatan Laut Kaspia).[3][4] Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir. Para ahli sejarah mencatat bahwa semasa hidupnya, ath-Thabari tidak pernah menikah.[3][5]
Nama | Muhammad ibnu Jarir ath-Thabari |
---|---|
Lahir | 839 M (224 H) Amol, Tabaristan, Kekhalifahan Abbasiyah |
Meninggal | 923 M (310 H) (umur 86) Baghdad, Kekhalifahan Abbasiyah |
Etnis | Tabari (Mazandarani) |
Zaman | Abad pertengahan |
Firkah | Sunni[1] |
Mazhab Fikih | Awalnya Zahiri; Mendirikan mazhab Jariri |
Dipengaruhi oleh | |
Mempengaruhi |
Bagian dari seri tentang |
Islam Sunni |
---|
|
|
Portal Islam |
Ath-Thabari adalah cendekiawan yang suka berkelana. Banyak kota-kota yang beliau singgahi salah satunya yaitu Baghdad. Di Bagdhad, ia mempelajari Mazhab Syafi'i dari Hasan Za'farani, kemudian di Basra ia belajar dengan Abu Abdullah as-Shan’ani. Di Kufah ia belajar dengan Tsa'lab.[3]
Di antara karyanya yang terkenal adalah Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (Sejarah Para Nabi dan Raja), atau lebih dikenal sebagai Tarikh ath-Thabari.[4] Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi 40 jilid, berjudul The History of al-Tabari. Kitab ini berisi sejarah dunia hingga tahun 915, dan terkenal karena keakuratannya dalam menuliskan sejarah Arab dan Muslim.
Karya lainnya yang juga terkenal berupa Tafsir Quran bernama Tafsir ath-Thabari, yang sering digunakan sebagai sumber oleh pemikir muslim lainnya, seperti Al-Baghawi, as-Suyuthi dan juga Ibnu Katsir.