Haruki Murakami
Penulis asal Jepang / From Wikipedia, the free encyclopedia
Haruki Murakami (村上 春樹code: ja is deprecated , Murakami Haruki) (lahir 12 Januari 1949 )[1] adalah seorang penulis asal Jepang. Novel, esai, dan cerita pendeknya telah menjadi buku terlaris diseluruh dunia, karyanya diterjemahkan ke dalam 50 bahasa[2] dan telah terjual jutaan kopi di luar Jepang.[3][4] Dia menerima banyak penghargaan untuk karyanya, termasuk Gunzou Prize for New Writers, Penghargaan Fantasi Dunia, Frank O'Connor International Short Story Award, Penghargaan Franz Kafka, dan Penghargaan Yerusalem, yang penerima sebelumnya J.M. Coetzee, Milan Kundera, dan V.S. Naipaul.[5][6][7]
Haruki Murakami 村上 春樹 | |
---|---|
Lahir | 12 Januari 1949 (umur 75) Kyoto, Jepang |
Pekerjaan |
|
Kebangsaan | Jepang |
Almamater | Universitas Waseda |
Genre | |
Karya terkenal | A Wild Sheep Chase (1982), Norwegian Wood (1987), The Wind-Up Bird Chronicle (1994-1995), Kafka on the Shore (2002), 1Q84 (2009–2010) |
Pasangan | Yoko Murakami (m. 1971) |
Tanda tangan | |
Philosophy career | |
Dipengaruhi
| |
Murakami menghabiskan masa kecil di Kobe sebelum pindah ke Tokyo untuk kuliah di Universitas Waseda, dia menerbitkan novel pertamanya Dengarlah Nyanyian Angin (1979) saat masih menjadi pemilik bar jazz kecil selama tujuh tahun.[8] Karya-karyanya terkenal lainnya seperti Norwegian Wood (1987), Kronik Burung Pegas (1994–95), Dunia Kafka (2002), dan 1Q84 (2009–10). Novel 1Q84 merupakan karya terbaik pada era Heisei (1989-2019) menurut surat kabar nasional Asahi Shimbun.[9] Karyanya menggabungkan fiksi ilmiah, fantasi, dan fiksi kriminal, serta terkenal dengan penggunaan elemen realisme magis.[10][11] Situs web resminya mencantumkan Raymond Chandler, Kurt Vonnegut, dan Richard Brautigan sebagai inspirasi utama karyanya, sementara Murakami sendiri menyebut Kazuo Ishiguro, Cormac McCarthy, dan Dag Solstad sebagai penulis aktif favoritnya saat ini.[8][12] Murakami juga telah menerbitkan lima kumpulan cerita pendek, termasuk karyanya yang paling baru, Orang Pertama Tunggal (2020), dan karya nonfiksi Underground (1997), terinspirasi oleh wawancara pribadi yang dilakukan Murakami dengan para korban serangan sarin kereta bawah tanah Tokyo, dan What I Talk About When I Talk About Running (2007), serangkaian esai pribadi memuat pengalamannya sebagai pelari maraton.[13]
Prosanya telah mempolarisasi kritikus sastra dan pembaca. Dia kadang-kadang dikritik kemapanan sastra Jepang sebagai orang asing, yang menyebabkan Murakami menganggap dirinya "kambing hitam di kesusastraan Jepang".[14][15][16] Sementara itu, Murakami digambarkan oleh Gary Fisketjon, editor The Elephant Vanishes (1993), sebagai "penulis yang benar-benar luar biasa", sedangkan Steven Poole dari The Guardian memuji Murakami "di antara novelis-novelis mahsyur yang masih hidup.[17][18]